Monday, July 28, 2008

Aburizal Bakrie : Orang Terkaya se-ASEAN, Prestasi atau Ironi

Majalah terkemuka Forbes Asia mengeluarkan daftar orang terkaya Indonesia 2007. Yang mengejutkan, keluarga Menteri Kesejahateraan Rakyat (Kesra) Aburizal Bakrie atau akrab dipanggil Ical menempati ranking pertama, dengan total kekayaan 9,2 miliar dolar (sekitar Rp 85,5 triliun) atau naik hingga empat kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya (Kerja seumur hidup pun bagi gue belum tentu dapet 1%....hiks..hiks). Angka ini mengalahkan konglomerat Eja Tjipta Widjaja, dua bos kelompok PT Djarum yaitu Budi Hartono dan Michael Hartono, serta pemilik PT Gudang Garam Rachman Halim.

Menurut Globe Asia, dengan jumlah kekayaan sebanyak itu, berarti kekayaan mantan anggota MPR RI (1993-1998) ini lebih “wah” dibandingkan dengan harta kekayaan Robert Kuok (orang terkaya di Malaysia - memiliki 7,6 miliar dolar AS), Teng Fong (terkaya di Singapura - memiliki 6,7 miliar dolar AS), Chaleo Yoovidya (terkaya di Thailand - memiliki 3,5 miliar dolar AS), dan Jaime Zobel de Ayala (terkaya di Filipina – memiliki 2 miliar dolar AS). Dari manakah Ical memiliki kekayaan yang melimpah ruah?


Di bawah grup perusahaan Bakrie yang dipimpinnya, Ical mempunyai beragam bidang usaha: pertambangan batubara, perkebunan, minyak, properti, telekomunikasi, dan media massa. Di tahun 2008 ini saja, kabarnya, perusahaannya mendulang keuntungan yang tidak sedikit dari melonjaknya harga energi dan komoditas. Kalau angka yang dimunculkan Forbes Asia benar, harta kekayaan keluarga Ical setara dengan defisit di APBN 2008 akibat melonjaknya harga minyak mentah dunia. Dengan demikian Ical dan keluarganya punya posisi tawar yang sangat kuat di negeri ini.


Aburizal Bakrie boleh berbangga dengan penobatan dirinya sebagai orang terkaya di Indonesia dan se-Asia Tenggara. Tapi, yang menjadi kebanggaan itu sejatinya bukanlah semata-mata terletak dari besarnya kekayaan yang dimiliki. Melainkan, lebih kepada prestasi dalam membangun serta memajukan beragam bidang usaha.


Posisi Ical di Partai Golkar pemenang Pemilu 2004 juga tak boleh dianggap remeh. Kapasitas sebagai politisi di partai besar memberikan kontribusi tak sedikit bagi Ical dalam memainkan peran sebagai orang berpengaruh.


Terbukti ketika Presiden SBY melakukan dua kali reshuffle kabinet, Ical tak tersentuh. Padahal, menjelang SBY melakukan reshuffle jilid II pada awal 2007, sebagian kelompok masyarakat dan media massa memasukkan namanya sebagai sosok yang patut di-reshuffle. Ia hanya digeser dari posisi sebagai Menteri Koordinator Perekonomian ke Menko Kesra.


Bidang kesra lebih banyak bertumpu pada pengeluaran biaya, sedangkan bidang perekonomian berkonsentrasi bagaimana mengingkatkan pendapatan negara baik dari sektor pajak maupun nonpajak. Oleh karena itu posisi Ical di bidang kesra tidak begitu pas, sehingga banyak kritik dilontarkan ketika pemerintah harus menangani bencana alam.


Begitu pula kasus luapan lumpur Lapindo di kawasan Porong, Sidoarjo, yang lebih dekat dengan urusan bidang kesra, sama sekali tidak tampak peran Aburizal Bakrie. Tak heran Presiden SBY beberapa kali harus turun tangan sendiri untuk menyelesaikan masalah menyangkut ganti rugi. Apalagi PT Lapindo Brantas Inc merupakan perusahaan patungan grup Bakrie dengan Medco sehingga muncul anggapan Ical ingin memanfaatkan posisinya di pemerintah untuk menyelamatkan Lapindo dari berbagai kewajiban. Bahkan muncul anggapan, harta kekayaan keluarga Bakrie akan berkurang sangat drastis untuk membiayai berbagai dampak yang timbul akibat luapan lumpur panas tersebut.


Melihat data yang dirilis Forbes Asia, kekayaan keluarga Ical bukannya anjlok tetapi justru naik empat kali lipat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, tidak ada alasan buat keluarga Ical untuk lari dari tanggungjawab terhadap korban lumpur dan rusaknya infrastruktur di Jawa Timur.
Selama ini Aburizal menyebut, perhatian yang diberikan oleh keluarga terhadap para korban lumpur sudah lebih dari cukup. Namun
dalam kenyataannya dapat kita lihat nasib para korban lumpur yang memprihatinkan dan dalam tekanan yang sangat berat sedangkan masalah ganti rugi itu sendiri belum menemui titik terang hingga saat ini.


PERNIKAHAN “WAH” KELUARGA BAKRIE

Baru-baru ini ada berita cukup spektakuler dari keluarga Bakrie. Salah satu keturunan Bakrie, akan menggelar pesta pernikahannya di bulan Juni nanti. Tak tanggung-tanggung, biaya pernikahannya menelan lebih kurang 10 Milyar rupiah!


Dengan sangat eksklusifnya, ia meminta Preston Bailey untuk mengurusi pernikahannya. Untuk bunganya saja, ia menghabiskan 1 Milyar rupiah. Menurut kabar yang beredar, untuk mahkota yang nanti dikenakan Adinda, berharga 3 Miliyar Rupiah sedangkan kalung yang (katanya) merupakan hadiah dari sang ayah (kalau kata Adinda, "..murah kok...") berharga 2 Miliyar rupiah.


WOW! FANTASTIS!


Sungguh Ironis rasanya! Di tengah teriakan dan isak tangis para korban Lapindo, keluarga Bakrie justru 'membuang uang' sebanyak 10 Miliyar rupiah untuk sebuah pernikahan. Saya berpikir, terbuat dari apa ya hati keluarga Bakrie? Indra Bakrie sebagai pemilik saham terbesar atau bisa juga dikatakan sebagai pemilik PT Lapindo seakan lepas tangan dari tanggung jawab moral kepada para penduduk Lapindo yang sampai saat ini masih terlantar. Saya tidak menyebutnya lari dari tanggung jawab, tapi apa iya bisa disebut wajar disaat ia harus bertanggung jawab pada masyarakat Lapindo, ia malah membuat sebuah pesta anaknya sebesar 10 Milyar rupiah? Oke lah itu Adinda adalah anaknya, tapi menurut hemat saya, kalau saja ia berbaik hati menyumbangkan setidaknya 1 Milyar rupiah pada masyarakat Lapindo, paling tidak para pengungsi Lapindo bisa merasakan makan yang lebih layak selama satu - dua minggu. Ironis memang, di tengah pesta yang mewah, ribuan orang mungkin sedang menghirup gas metan berbahaya di Sidoarjo.


Tentunya kita bangga mempunyai anak bangsa yang sukses dalam bisnis dan usaha. Tetapi apa gunanya kita bangga kalau kesuksesan yang kita dapatkan diraih di atas penderitaan orang lain ?

1 comment:

Anonymous said...

these kind of corp. are the ones who are taking our own country and people apart one family at a time, egoistic fuckers!!no wonder other countries never looked at us with the same respect!